Materi Pengajian Shubuh di Masjid Al-Anshor /Sabtu,
13 Februari 2016
Nara Sumber : Ustadz Nurdin Syabana
Penulis : M. Husni Tsaqib
Editor : Muhamad Tavip (Abu Hirzi)
Beriman dan Beramal Shaleh
merupakan dua kata dan membentuk sebuah ungkapan yang banyak disebutkan dalam Al-Quran. Kedua kata
(ungkapan) ini disebut oleh Al-Quran sebagai dua pekerjaan yang tinggi (mulia).
Dikarenakan sebagai pekerjaan yang tinggi (mulia), maka Allah menjanjikan
balasan bagi orang-orang yang melaksanakannya. Seperti yang tertuang dalam QS
Al-Baqarah: 25, Yakni “Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang
beriman dan beramal sholeh, sesungguhnya bagi mereka surga yang mengalir di
bawahnya beberapa sungai; setiap kali mereka diberikan satu pemberian dari
jenis buah-buahan itu, mereka berkata: “Inilah yang telah diberikan kepada kami
dahulu”, dan mereka diberikan rezeki itu yang sama rupanya (tetapi berlainan
hakikatnya), dan disediakan untuk mereka dalam surga itu pasangan-pasangan yang
senantiasa bersih suci, dan mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.”
Beriman dan beramal shaleh dasar
hukumnya sangat jelas dan tercantum dalam Al-Quran dan balasan kepada orang
yang beramal shalehpun dijelaskan dengan lengkap dalam Al-Quran.
Beriman kepada kehebatan Al Quran
Salah satu perbuatan beriman adalah beriman
kepada kehebatan Al-Quran. Dalam
Al-Quran banyak ayat yang mengagungkan kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
ataupun mengagungkan Firman Allah (Kitabullah Al-Qur’anul Karim). Hal ini
ditandai beberapa surat di dalam Al-Qur’an yang didahului huruf-huruf
muqoto’ah, atau yang biasa disebut dengan Fawatihussuwar (Fawatih Al-Suwar). JIka dihitung terdapat 29
surat yang didahului dengan huruf-huruf muqoto’ah. Surat-surat tersebut, antara
lain Al Baqarah, Al Imran, Al Ankabut, Ar-Rum, Luqman, Al Sajadah, Al-Araf,
Yunus, Hus, Yusuf, Al Hijr. Huruf-(Huruf-Huruf Muqoto’ah akan dijelaskan
tersendiri).
Semua ayat yang terdapat di dalam
Al-Qur’an ditulis dengan menggunakan huruf hijaiyyah, kemudian bahasa yang
digunakan merupakan bahasa Arab sehingga dimengerti dan dikenal. Akan tetapi
mengapa kita tidak bisa membuat sesuatu yang semisal dengan Al-Qur’an? Karena
pada dasarnya Allah telah mengurung pemikiran kita, dalam artian mengajak
berpikir kepada kita bahwa kita memang tidak bisa menciptakan Al-Qur’an dengan
keterbatasan kita yang kita miliki
Bahkan Allah secara terang-terangan
menyebutkan di dalam Al-Quran sendiri bahwa Allah menantang kepada siapapun
baik manusia atau jin, untuk membuat sesuatu yang semisal dengan Al-Quran. Pada
kenyataannya sampai detik ini sampai saat ini kita belum menemukan sesuatu yang
lebih baik dari Al-Quran, karena kita memang tidak akan pernah bisa membuat
sesuatu seperti Al-Quran, walaupun kita semua berkumpul dan bekerjasama jin
dengan manusia.
Kemudian terkait keimanan kita terhadap
Al-Quran dan hadist, di dalam Al-Qur’an Allah sering menegaskan dan menjelaskan
sesuatu hal yang yang bersifat nadhir dan basyir.
Nadhir, maksudnya adalah bahwa Allah akan mengancam siapa saja yang tidak
taat pada Quran balasannya adalah NERAKA. Basyir, maksudnya adalah bahwa Allah
akan member Kabar Gembira bagi yang taat pada Qur’an, dalam artian menjalankan
perintah dan menjauhi larangan, maka balasannya adalah SURGA
Maka kembali kepada kata Beriman dan
Beramal Sholeh, kedua hal ini tidak dapat dipisahkan dan saling melengkapi. Jika
kita telah beriman dan memiliki ilmu, maka kita harus melakukan amal sholeh
sebagai implementasi dari keimanan dan ilmu yang kita miliki. Kalau beriman
tapi tidak beramal sholeh, maka tidak benar dan mau bagaimana nantinya, kalau
beramal sholeh tetapi tidak beriman, maka sia-sia amal sholeh yang kita
lakukan, sebanyak apapun tidak akan mengantarkan ke surga.
Beriman dan Beramal Shaleh Terkadang
Memberatkan ?
Sebagai referensi dapat kita
perhatikan dan telaah yang dijelaskan dalam Surat Al-Ahzab : ayat 30-40. Dimana di dalamnya ada
sebuah perintah Allah SWT kepada Rasulallah untuk menikah kepada mantan istri
Zaid, setelah dia menceraikannya. Zaid merupakan anak angkat Rasul,
satu-satunya sahabat yang namanya disebut dan diabadikan di dalam Al-Quran.
“ …Maka tatkala Zaid telah mengakhiri
keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia
supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) istri-istri
anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan
keperluannya daripada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.
(Al-Ahzab 37)
Wahyu yang terasa berat bagi
Rasulullah ialah bukan wahyu yang menyuruh untuk berperang atau menghukum
seseorang, tetapi yang dirasakan berat oleh Rasulullah ialah ketika Allah
memerintahkan Rasul agar menikahi Zainab yang waktu merupakan mantan isteri
Zaid, yang merupakan anak angkat belia. Rasulallah menikahi Zainab ini bukan
semata-mata menjalankan perintah saja, tetapi ada maksud lain yang dijelaskan
dengan perintah Allah tersebut yaitu untuk mengubah persepsi anak angkat pada
masa itu, diantaranya
- Anak angkat menjadi tidak mewaris nasab (nama garis keturunan)
- Anak angkat menjadi tidak dapat mewaris
- Anak angkat menjadi halal untuk dinikah
Hikmahnya dari peristiwa ini adalah,
bahwa mengerjakan amal sholeh pun terkadang bahkan seringkali memberatkan dan
pahit, akan tetapi dibalik itu ada sesuatu kabar gembira, bagi yang
menjalankannya, yaitu SURGA, yang nikmatnya abadi. Surga memiliki tujuh pintu, dan terdiri dari
100 (seratus) derajat.
Surga sebagai Kabar Gembira
Berikut ini merupakan ayat-ayat dalam
Al-Quran dan hadist yang menjelaskan mengenai SURGA sebagai kabar gembira dan
sebagai balasan bagi yang beriman dan beramal shaleh.
- QS Yaasiin: 55-58 : Sesungguhnya penghuni syurga pada hari itu bersenak-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. Di syurga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta. (Kepada mereka dikatakan): “Salam”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.
- QS. Al-Waqi’ah: 35-37 : Sesungguhnya Kami telah menciptakan isteri-isteri mereka dengan ciptaan istimewa.. serta Kami jadikan mereka senantiasa perawan (yang tidak pernah disentuh laki-laki).. serta yang sebaya umurnya.. (Semuanya itu disediakan) bagi Ashabul yamin (penghuni syurga)
- Hadist Riwayat Bukhori dan Muslim : Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallohu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman: “Aku telah menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang sholeh yaitu syurga yang tidak terlihat oleh mata, tidak terdengar oleh telinga dan tidak akan terasa oleh hati manusia. Kebenaran itu ada pada kitabullah {Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan, QS. As-Sajdah: 17}”
- Hadist Riwayat Bukhori : Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Shallallohu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendirikan shalat dan shaum Ramadhan maka hak Allah untuk memasukannya ke syurga (baik) ia jihad dijalan Allah dan duduk (diam) di bumi tempat kelahirannya.” Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah aku boleh memberitahukan kabar gembira ini kepada orang-orang?” Nabi menjawab: “Sesungguhnya di syurga itu ada seratus derajat yang telah disiapkan Allah untuk para mujahidin fii sabilillah, di antara dua derajat itu seperti antara langit dan bumi, apabila kamu meminta kepada Allah maka mintalah kepada-Nya surga Firdaus, karena Firdaus itu syurga paling tengah dan paling tinggi, diperlihatkan kepadaku Arsy di atasnya dan disana terpancar sungai-sungai”.
- Hadist Riwayat Ahmad : Dari Jabir, ia berkata,”Aku mendengar Rasulullah Shallallohu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:”Sesungguhnya ahli syurga itu makan di dalamnya, mereka minum, (tapi) tidak kencing, tidak buang air besar, tidak meludah, tidak beringus, makanan mereka (menjadi) sendawa dan keringat (yang harumnya) seperti minyak miski”
- Hadist Riwayat Bukhori Muslim : Dari Abu Hurairah, “pasangan-pasangan mereka Al-Hurul Ien (matanya yang putih, putih sekali dan yang hitamnya, hitam sekali), seperti penciptaan seseorang dengan bentuk bapak mereka yaitu Adam, setinggi 60 hasta di langit”
- Hadist Riwayat Muslim :Dari Abu Said Al-Khudri dan Abu Hurairah, bahwa dari Nabi Shallallohu ‘Alaihi Wa Sallam beliau bersabda, “Seseorang menyeru, “Sesungguhnya kamu akan selalu sehat, tidak akan pernah sakit selamanya; sesungguhnya kamu akan terus hidup, tidak akan pernah mati selamanya, sesungguhnya kamu akan selalu muda, tidak akan pernah tua renta, dan sesungguhnya kamu akan selalu mendapat jiwa yang nikmat dan tidak akan pernah celaka selamanya. Itulah (yang dimaksud) firman Allah ‘Azza Wa Jalla”. “Dan diserukan kepada mereka:”Itulah syurga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan”.
- Ibnu Abi Syaibah, VII:79 : Dari Abdullah (IbnuMas’ud), ia berkata:”Sungai-sungai di surga itu memancarkan (air) dari gunung yang terbuat dari minyak miski”
- At-Thobari, I:205 : Dari Ibnu Mas’ud mengenai firman Allah “Mereka diberikan rezeki itu yang sama rupanya” yaitu sama pada warna dan rupa tetapi tidak sama pada rasanya”
- At-Thobari, I:20 : Dari Ibnu Abbas, ia berkata:”Segala sesuatu yang ada di syurga tidak akan menyerupai sesuatu yang ada di dunia kecuali nama-namanya saja”
- Ibnu Katsir, I:256 : Disediakan untuk mereka dalam syurga itu pasangan-pasangan yang senantiasa bersih suci” yaitu bersih dari haid, nifas, penyakit, akhlak yang jelek, sifat yang kurang, buang air besar, kencing, berdahak, dan meludah
- Tafsir Al-Munir : Diterangkan bahwa perempuan-perempuan dunia yang beriman dan beramal sholeh, mereka pada hari kiamat lebih utama dari Al-Hurul Ien
Alhamdulillah jazakumullohu khoiron katsiirooo
BalasHapusAlhamdulillah jazakumullohu khoiron katsiirooo
BalasHapus