Materi Pengajian Subuh DKM Al-Anshor / 23 Januari 2016
Pemateri : Ustadz Darlis Fajar
Penulis : M. Husni Tsaqib
Editor : Tavip Abu Hirzi
Editor : Tavip Abu Hirzi
Orang yang bernilai disebut Al-Qayyim, setiap manusia diciptakan membawa suatu nilai. Hal ini sesuai firmal Allah SWT dalam QS At-Tiin; 4 : Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (bernilai). Dan juga dalam QS Al-Mukminun 115 : Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
Kita diciptakan oleh Allah untuk tidak sama dengan hewan,
karena yang hewan lakukan cuma makan, minum, tidur, mempunyai anak/beranak, dan sebagainya. Kita tidak ada nilainya di sisi Allah, jika kegiatan kita di dunia hanya
sebatas sebagaimana yang hewan lakukan dengan kata lain jika tidak ada nilai-nilai yang muncul,
maka kita sama saja dengan hewan .Dalam menjalankan kehidupannya, manusia tidak dapat terlepas dari yang namanya
nafsu. Dan sesungguhnya nafsu itu cenderung kepada kejelekan.
Bagaimana agar kita bisa memiliki nilai-nilai?
Jawabannya sederhana, yakni beriman kepada Allah dan mengerjakan kebajikan. Inilah yang menjadi nilai-nilai kita di sisi Allah
Jawabannya sederhana, yakni beriman kepada Allah dan mengerjakan kebajikan. Inilah yang menjadi nilai-nilai kita di sisi Allah
Ada lima surat yang diawali dengan kata Hamdallah atau
Alhamdulillah, yakni :
- Surat Al-Fatihah (tentang Alam Semesta)
- Surat Al-An’am (tentang Alam Semesta)
- Surat Al-Kahfi ( tentang Al-Quran)
- Surat Saba (tentang Alam Semesta)
- Surat Fathir (tentang Alam Semesta)
Dari surat-surat di atas, ada 4 yang menutup dengan pernyataan alam semesta, dan satu pernyataan Al-Quran. Hal ini menjelaskan atau mempunyai logika jika kita menginginkan alam semesta
(dunia), kuncinya dengan memahami Al-Quran
Kesalahan yang terjadi selama ini adalah, bahwa kebanyakan
dari kita selalu berdoa meminta kepada Allah untuk diberikan rizki di dunia, yang berupa materi, seharusnya yang kita minta kepada Allah bukan materi di dunia, tetapi
kebaikan di dunia, dan kebaikan di akhirat, sesuai dengan doa yang senantiasa
kita baca tanpa terlewatkan setiap hari nya, meminta kebaikan dunia dan
kebaikan akhirat.
Dan harus kita pahami bahwa kebaikan di dunia ini tidak sama
dengan kebaikan di akhirat, maksudnya kebaikan di dunia tidak melulu berupa hal
yang baik dan nikmat, dalam Surat Al-Baqarah dikatakan bahwa Allah akan menguji
kita dengan rasa takut, kelaparan, stress, harta, dan sebagainya. Itulah kebaikan di dunia untuk kita.
Kriteria/cara untuk mendapatkan kebaikan di dunia
- Mendapatkan hal yang baik = berucap Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamiin
- Mendapatkan hal buruk = tetap berucap Alhamdulillahi ‘Alaa Kulli Haal
QS Huud ayat 3, menyatakan : dan bertobat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.minta ampunlah kepada Tuhan Mu dan bertaubat kepadanya
Kenikmatan yang baik adalah barokah, kita
hidup di dunia ini untuk mencari barokah.
Hati yang bersyukur, syaratnya adalah kita mesti
ridho dengan apapun yang terjadi. Dan kita harus senantiasa meminta apapun
kepada Allah.
Banyak beramal shaleh, lakukan perbuatan-perbuatan baik, kurangi dan
jauhi serta hilangkan perbuatan-perbuatan buruk, yang tidak disukai Allah
maupun manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar